Pesta Demokrasi

Rabu, 09 April 2014, bangsa Indonesia pun memulai suatu langkah awal dalam pemilihan kandidat partai dan presiden untuk masa kepemimpinan 5 tahun ke depan. Gue, sebagai salah satu anak bangsa ini a.k.a mahasiswa, gue pun cukup memperhatikan apa yang terjadi pada pesta demokrasi kali ini. Yap, Pesta Demokrasi.

Pada pesta demokrasi tahun ini, sebagai seseorang yang telah cukup dewasa, gue pun cukup memperhatikan perkembangannya. Beberapa bulan sebelum waktu "pencoblosan", banyak dari partai-partai tersebut yang mulai beriklan di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Iklan-iklan tersebut berisi berbagai janji manis dari para kader-kader partai yang ada. Selain itu, iklan tersebut biasanya menyoroti "kebaikan serta keramah-tamahan" partai-partai tersebut terhadap rakyat jelata.

Nah, yang menjadi pertanyaan gue, apakah yang mereka tampilkan di televisi itu hanya sekedar pencitraan atau bagaimana? Atau apakah itu memang kegiatan-kegiatan yang selalu mereka lakukan? Bukan hanya mereka lakukan 5 tahun sekali, ketika aura pesta demokrasi ini hampir dimulai. Jika memang itu adalah hal yang selalu dilakukan, apakah perlu hal tersebut di iklankan berkali-kali? Jika memang hal tersebut adalah rutinitas, gue yakin, warga pun pasti akan memilih partai tersebut tanpa ia harus terus mengiklankan dirinya berkali-kali. Bukankah itu hanya pemborosan dana?

Emang, gue ga terlalu ngerti masalah ekonomi maupun politik. Tapi seengganya, sebagai mahasiswa, gue ngertilah dikit-dikit. Gak apatis-apatis banget juga. Jadi intinya, menurut pendapat orang awam yang gajelas kayak gue ini, kalau partai tersebut memang memiliki kinerja yang baik, benar-benar melayani untuk masyarakat, ia tidak harus banget mengiklankan dirinya dong. Apalagi dengan membabi buta seperti itu. Setau gue, biaya iklan itu kan mahal, baik media cetak maupun elektronik. Dan kemudian gue pun berpikir, berapa biaya yang mereka habiskan untuk mengiklankan diri mereka sendiri? Bukankah lebih bijaksana jika menggunakan biaya iklan tersebut untuk program-program pembangunan sosial sehingga mereka dapat menarik empati rakyat secara tidak langsung?

Dan yang menurut gue lebih parah, berdasarkan info yang gue ketahui, biaya beriklan tersebut diberikan oleh KPU. Jadi KPU memang menjatah suatu partai untuk beriklan *well, gue gatau sih ini beneran atau gak*. Tapi yang pengen gue sorotin, ngapain juga KPU memberi jatah dana iklan buat mereka? Untuk apa? Toh kalau memang partai mereka qualified, pasti tanpa beriklan pun masyarakat akan tau, mana partai yang memang benar-benar merakyat, mana yang hanya memberikan janji-janji palsu.

Gue rasa, saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas dalam memilih suatu partai. Gue gatau sih, entah karena gue yang emang udah lebih dewasa dan cukup mengikuti perkembangan politik di Indonesia sehingga menganggap bahwa masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas atau bagaimana? Gue pribadi ga terlalu tau. Tapi yang jelas, yang gue ketahui dan gue sadari adalah, masyarakat sekarang telah belajar dari kesalahan-kesalahan yang lalu. Mereka belajar untuk tidak menerima suap. Untuk tidak menerima politik uang.

"Ambil uangnya, jangan coblos partainya", merupakan sebuah slogan yang akhir-akhir ini banyak gue denger. Yeah, itu slogan buat nolak partai-partai yang sampai hari ini masih merasa bisa membeli suara rakyat dengan uang. Well, gue ngakuin kalo mungkin masih ada beberapa rakyat Indonesia yang masih bisa dibeli dengan uang. Tapi menurut gue pun, itu karena mereka kepepet. Karena mereka butuh biaya hanya sekedar untuk menyalakan asap dapur. Pun menurut gue, kalau bukan karena itu, gue yakin mereka gamau begitu aja dibayar hak suaranya hanya dengan kaos, gelas atau uang sebesar 50-100k. It's very none, babeehh. Impossible!

Dan pada akhirnya, gue cuma berharap, siapapun partai yang menang, mereka bisa benar-benar bekerja untuk rakyat. Indonesia sudah cukup merana dengan segala problematika yang tiada pernah usai. Indonesia adalah negara yang subur makmur dan sejahtera. Gemah ripah loh jinawi. Tapi masyarakat di dalamnya sama sekali gak sesuai dengan slogan yang sangat terkenal itu. Para pemimpin lah yang seharusnya dapat bertanggung jawab untuk menyejahterakan rakyatnya. Memberikan berbagai hak rakyat yang telah mereka ambil oleh berbagai pemerintahan sebelumnya. Memang rakyat tetap harus berusaha, tapi pemimpin *pemerintah* juga memiliki andil untuk dapat menyejahterakan rakyatnya.

Entahlah, haha. Bukan gue bermaksud negatif thinking terhadap partai-partai tersebut atau apa. Hanya sekedar curcolan semata untuk mengkritisi Pesta Demokrasi yang sedang menjadi HOT TOPIC pada tahun 2014 ini. Semoga Indonesia dapat lebih berjaya di masa yang akan datang. Hidup Indonesiaku :)

#hanya sekedar curahan hati didalam sebuah catatan sederhana

You Might Also Like

0 komentar

Best of Me