Belanda-Depok
Abis dari Depok Lama. Ke YLCC. Tapi uda tutup taunya -_-
Jadi gini, di semester 5 ini, gue dapet mata kuliah Hubungan Indonesia-Belanda a.k.a Hubib. Nah di matkul ini, kita dibagi-bagi perkelompok buat presentasi. Presentasinya itu tentang hubungan Indonesia dan Belanda dimasa lalu, haha *yaiyalahya*.
Oke". Skip aja kegalauan gue mau nulis apa, haha. Intinya, gue dan kelompok gue dapetnya itu penelitian ke Depok Lama. OMG meeennn. Itu luas banget boo cakupannya. Kelompok" yang lain mah enak, ke bangunan apa gitu, kayak Museum Bahari, Gereja Immanuel, gereja apalagi gitu *lupa*, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Museum Wayang dll. Intinya ke tempat wisata lah. Lah gue?? Masak nyasarnya ke Depok" lagi *gaasik banget*. Berhubung kita gaboleh ganti tempat, yaudalahya, relain aja.
Akhirnya setelah browse sana-sini, kita nemu juga tentang komunitas Belanda-Depok. Yayasan yang menaungi komunitas ini adalah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC). Jadi disini gue mau cerita dikit tentang Cornelis Chastelein dan sejarah berdirinya kota Depok serta daerah" disekitarnya, seperti Pondok Cina dll. Dikit doang tapi, berhubung gue juga belom sempet mewawancara pihak YLCCnya.
Jadi, Cornelis Chastelein merupakan orang Belanda pertama yang membeli tanah di Depok. Ia kemudian membeli 150 orang budak yang akan diperkerjakan sebagai pengolah tanah"nya. Di siang hari, para budak" itu bekerja mengolah tanah sedangkan pada malam harinya mereka diajarkan ajaran" agama protestan. Setelah beberapa lama, terdapat 120 orang dari budak"nya yang memeluk agama protestan. Budak" tersebut akhirnya diberikan marga oleh Chastelein. Terdapat 12 marga dari kaum Belanda-Depok yang diberikan oleh Chastelein saat itu.
Menjelang meninggalnya Chastelein, ia membuat sebuah surat *kayak surat wasiat gitu* yang isinya adalah untuk membebaskan budak"nya dan juga menghibahkan seluruh tanah serta harta kekayaannya untuk para budaknya. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal komunitas warga Belanda-Depok hingga saat ini. Jadi komunitas Belanda-Depok saat ini merupakan keturunan dari budak" Cornelis Chastelein saat itu.
Meskipun keturunan budak, berkat surat wasiat dari Chastelein, kaum Belanda-Depok ini pada perkembangannya mengalami semacam peningkatan status. Ketika zaman pemerintahan Hindia-Belanda, mereka mendapat perlakuan serta hak" khusus yang membedakannya dari kaum pribumi. Mereka makan ala orang" Belanda, sekolah di sekolah milik Belanda yang menggunakan bahasa Belanda dll. Jadi intinya, mereka Belanda banget dehh, hoho.
Wew, cukup segini dulu aja kali ya tulisannya. Masih belom ke YLCCnya soalnya. Jadi masih sedikit pengetahuan tentang kaum Belanda-Depok serta sejarah yang ada di daerah itu. Eiya, tulisan ini disadur dari berbagai sumber yang pernah gue baca. Bukan gue gamau nyantumin sumbernya, tapi jujur aja, gue lupa pernah baca dimana. Uda lama banget juga bacanya. Jadi cuma semacam review gitu, berhubung ternyata tema penelitian hubib gue tentang Belanda-Depok itu.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu kalian, ntar gue lanjutin jadi Part II dah kalo gue udah penelitian ke YLCC, hehe.
0 komentar