Me vs Sastra Belanda #2.MasaLalu

Okeee, balik ke postingan cerita gue dan Sastra Belanda gaez

Di postingan kali ini, gue mau cerita tentang masa lalu gue yang berhubungan dengan Belanda

Wow, lo pernah berhubungan sama orang Belanda? Lo punya keturunan Belanda? Lo anak diplomat Belanda?


Engga tjoy, bukan itu jawabannya, haha *syayang syekaleehhh*

Oke, ikutin aja curcolan gue tentang hubungan gue dengan si Sastra Belanda ini di masa lampau

So, gini ceritanyaaa..


Dalam bidang sejarah ataupun bahasa, kita mengenal yang namanya "garis waktu", yaitu suatu garis yang menghubungkan antara waktu lampau, kini dan yang akan datang *kalo di bahasa inggris namanya past, present dan future*. Nah sebenernya, pemikiran ini *hubungan gue dengan Sastra Belanda di masa lalu*, muncul dari berbagai kontemplasi gue akan masa lalu gue yang, entahlah, however, jika ditarik mundur kebelakang garis waktu hidup gue, itu secara ga langsung akan menghubungkan gue dengan si Sasbel di masa kini *maaf kalo belibet ngejelasinnya >.<*.

Intinya adalah, ada beberapa hal di masa lampau, yang entah gimana caranya, setelah gue ingat-ingat dan pikirkan lagi, itu mungkin yang secara ga langsung menuntun gue masuk ke Sastra Belanda ini. Intinya gitu.

Nah, hal-hal apa sajakah itu?


1. Zaman SD
Oke, perkenalan pertama gue dengan hal-hal yang berbau Belanda dimulai ketika gue SD, tepatnya ketika gue kelas 4 SD *kalo ga salah sih kelas 4 atau 5 SD gitu, gue rada lupa*. Perkenalan itu dimulai dari yang namanya SEJARAH!! What? Di SD lo belajar Sejarah? Jawabannya 'IYA'. Dulu di buku sejarah SD, selain kita belajar mengenai kerajaan-kerajaan di Indonesia macem Kutai, Tarumanegara, Samudra Pasai dll, kita juga belajar tentang penjajahan Belanda lalalayeyeye gitulah, hal-hal standar yang dipelajarin anak SD. Disitu gue, jujur, amat sangat tertarik buat bisa baca istilah-istilah Belanda yang ada di buku, macem Hoogebare school. Nederland Indisch, Partij dll dll. Waktu itu, gue sama sekali ga ngerti itu cara bacanya begimana dan yaa gue asal baca aja akhirnya. Disitu gue *mungkin* mulai nyimpen rasa sama hal-hal yang berbau Belanda.

Perkenalan kedua juga terjadi ketika waktu SD, tepatnya mungkin antara kelas 4 atau 5 *hampir semasa kayaknya sama cerita gue diatas*. Disitu di pelajaran IPS, tepatnya Geografi, kita belajar tentang negara-negara gitu. Nah perwakilan negara di Eropa itu ada Prancis, Belanda dan Inggris, serta Jerman kalo gasalah *tiga negara pertama gue masih inget banget sedangkan yang Jerman gue rada-rada lupa sik*. Nah pas yang di bagian Belanda ini, perwakilan gambar yang muncul itu gak lain dan gak bukan yaitu 'Bunga Tulip dan Kincir Air'. Gue langsung yang, saat itu, kek yang gimana ya? Hahaha. Susah dijabarkan oleh kata-kata. Intinya gue kek yang excited gitu. Addict, surprise. Yaa begitulah kira-kira. Nah disini, gue juga akhirnya mulai suka hal-hal yang berbau Belanda *dan lebih jauh, dari sinilah gue langsung mencamkan diri dan berdoa dalam hati bahwa gue akan keliling dunia mengelilingi tempat-tempat ini ketika gue dewasa nanti, aamiin*.

2. Zaman di Pesantren
Nah, pada tingkat pendidikan selanjutnya, ketika gue di pesantren, perkenalan gue dengan si Belanda ini semakin berlanjut. Pas gue kelas 3 SMP, gue inget banget pernah baca novel yang judulnya "Hey Mister I Love You". Cerita di novel ini tentang cinta-cintaan gitu *biasalah* dengan tokoh utama pria *lupa sapa namanya* yaitu orang Belanda *bule*, tokoh utama wanita orang Bandung, Indonesia. Plus satu lagi ada pemeran pembantu wanita yang juga bule Belanda ato manalah gitu, gue lupa doi bule mana *oke intinya di novel ini ada 3 pemeran utama yaitu 2 wanita dan 1 pria*. Nah kecenya, di novel ini tuh banyak banget percakapan-percakapan atau kata maupun kalimat yang pake bahasa Belanda yang dilengkapi dengan arti di bagian citation. Gue inget waktu itu gue nulis setiap kata + artinya untuk gue apalin besok-besokannya. Weird? Maybe. Tapi mungkin dari situ ketertarikan gue akan Belanda makin meningkat. Selain itu, di novel itu juga diceritain mengenai culture masyarakat Belanda, kebiasaan-kebiasaannya dsb dsb yang bikin gue tambah wawasan akan negeri ini. Mungkin karena ini juga ketertarikan gue akan budaya dimulai.

Nah selanjutnya, gue lupa pas kelas berapa, mungkin antara kelas 3 SMP atau 1 SMA, gue pernah baca novel yang judulnya, semoga gue gasalah judul karena gue rada-rada lupa "Mawar Merah Batavia". Novelnya itu, sejujurnya gue juga belom kelar baca bahkan sampe sekarang *novelnya ngilang di perpustakaan oyy*, bercerita tentang kisah cinta terlarang antara putri seorang Belanda dengan pemuda pribumi, jongos atau budak atau tetangganya gitu *gue lupa*. Nah uda pasti ditentang kan tuh sama bokap si cewe dan akhirnya si cowo ini melarikan diri karena akan dibunuh sama pesuruh-pesuruh bokap si cewe. Begitulah. Nah gue sempet baca endingnya sih, kalo gasalah mereka bersatu gitu *gataulah*, haha. Oke gue bener-bener skip sama alurnya. Tapi yang gue suka dari novel ini adalah, penggambaran kota Batavia yang, sumpah loo demi apapun, itu sadeeezz meenn. Keren banget!! Khayalan gue malayang tinggi ngebayangin romantisme masa lalu dan puteran-puteran adegan film di otak gue berputar ngebayangin betapa indah dan cantiknya Batavia di masa itu, bahkan sampai dijuluki 'Queen from the East', 'Ratu dari Timur'. Keindahan Batavia saat itu, di masa lampau, bahkan digambarkan melebihi keindahan Venice yang pada masa itu dinisbatkan sebagai kota tercantik di dunia oleh para petualang. Di sini, ketertarikan gue sama Belanda makin bertambah besar dan besar.

Nah pas gue kelas, lupa lagi, 2 SMA atau 3 SMA gitu, gue baca novel yang kemaren baru aja jadi filmnya, "Negeri van Oranje" dan however, gue sempet tertarik buat kuliah di Belanda, entah itu S1 ataupun S2. Ini novel however, gue juga rada lupa sih ada cerita apa aja, tapi intinya nyeritain dilematika mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Belanda. Ga perlu lah yaa kayaknya gue ceritain ulang, secara uda banyak banget review ini novel yang betebaran di google *kalau mau nyari*. Tapi pada akhirnya, yaa, begitulah, haha. Gegara ini, sempet ada keinginan gue buat lanjutin pendidikan di Belanda.

Sebenernya ada satu hal lagi sih tapi ga terlalu mencolok, yaitu novelnya Andrea Hirata yang "Edensor". Di novel itu ada sedikit part yang nyeritain tentang pas Ikal dan Arai baru tiba di bandara tersibuk sejagat raya Belanda *atau mungkin Eropa?*, Bandara Schippol. Selain itu ada juga cerita yang bersetting di Belanda lainnya, yaitu part-part ketika Ikal dan Arai, setelah beberapa hari kemudian masih aja di Belanda, belom jalan atau pergi ke Sorbonne. Terus terang gue lupa karena gue baca ini novel juga uda lama banget, jaman gue masih di pesantren dulu, jadi yaa begitulah, haha.


Itulah cerita-cerita, kilasan masa lalu gue, yang *mungkin aja* pada akhirnya menurut gue menuntun gue masuk ke Sastra Belanda UI. Meskipun pada kenyataannya gue kecemplung alias kejeblos masuk ke jurusan ini *baca tulisan gue tentang itu disini*, toh pada akhirnya gue ga terlalu menyesali itu semua karena, yaaa, however, gue uda TERPESONA sama negeri ini dari zaman dahulu kala pake banget.

Pelajaran yang bisa dipetik adalah, TERUSLAH BERMIMPI. Gue juga gatau sih kenapa gue mengambil ini sebagai pelajaran, wkwk #gubrakk. Tapi intinya, yaa mungkin sometime kepingan-kepingan puzzle dari masa lalu lo akan menyatu dan akan menuntun lo untuk mendekat ke mimpi lo. Dalam kasus gue, at least mimpi *keinginan sih lebih tepatnya karena mimpi bisa ke Belanda dan Eropa masih belum dikabulkan Allah sampe sekarang #hiks* gue bisa baca bahasa Belanda, mengetahui kultur dan budaya masyarakatnya, paham bahasanya *walopun matkul BBT VI gue ngulang -_____-*, tau bagaimana keadaan Indonesia di masa pendudukan Belanda dengan lebih baik dan lebih dalam lagi serta berbagai pengetahuan gue akan negeri yang menurut gue 'sesuatu' ini, pada akhirnya dikabulkan oleh Allah #AlhamdulillahWasyukurillah. Yeaah, semoga aja mimpi gue yang lain, bisa mengunjungi negeri ini serta negeri-negeri lainnya di bumi Eropa  juga akan dikabulkan sama Allah *teriak 'aamiin' yang kenceng pake banget dalam hati*.

So, begitulah kisah masa lalu gue dengan si Belanda. Part selanjutnya akan berkisah mengenai masa depan gue dengan si Sastra Belanda ini, ahaha.

Keep update gaez *kalo mau sih itu juga*, haha :p

You Might Also Like

4 komentar

  1. I like studying about bahasa, apa aja...banyak keuntungan belajar bahasa itu

    ReplyDelete
  2. Right, ahaha. There are benefits if you are being a polyglot :D

    ReplyDelete
  3. kak susah banget ya nyari pelajaran bahasa di internet. gak kayak bahasa jerman.

    ReplyDelete
  4. Halo Hanif :)

    Ehh ini bahasa apa yaa yang dimaksud? Hehe. Kalau Bahasa Belanda, coba aja kunjungin situs-situs yang nyediain konten buat belajar bahasa gitu, biasanya sih ada Bahasa Belanda, hehe :D

    Doain aja semoga ini blog bisa nyediain konten buat belajar Bahasa Belanda secara ringkas, hehe *niat hanyalah tinggal niat karena kesibukan si empunya blog* #hikz #maafkeun

    ReplyDelete

Best of Me