Me vs Sastra Belanda #3.MasaDepan

Okee hai haiii
Akhirnya sampailah pada postingan terakhir di trilogi postingan 'Me vs Sastra Belanda' dengan hashtag postingan kali ini #3.MasaDepan

Soo, jadii...
Apakah yang akan kita bahas *kita? gue deh keknya*, haha #apasikgue #abaikan #lupakansaja, pada postingan kali ini? Tak lain dan tak bukan adalah..

Taraaaaa...

Hubungan gue dengan si Sastra Belanda ini di masa depan.
*tiup terompet pukul bedug tabuh genderang bassdrum* *mulai error gue* *berasa jadi anak marching gabung sama anak remaja masjid* #abaikan #again

Okee okee, gue sebenernya random juga sih mau ngebahasnya begimana, haha. Kenapa random? Karena gue pun bingung cakupan masa depan itu yang begimana yak? Hahaha. Apakah itu ketika gue menjalani perkuliahan di Sastra Belanda ataukah ketika gue uda lulus dari prodi Sastra Belanda itu sendiri? Berhubung postingan gue mengenai #1.MasaKini itu tentang 'gimana ceritanya gue kuliah di prodi Sastra Belanda' dan yang #2.MasaLalu itu tentang 'cerita masa lalu gue yang pada akhirnya menghubungkan puzzle-puzzle hidup gue sehingga itu puzzle menyatu menjadi Sastra Belanda'. Oke gue pun akhirnya bingung random absurd gajelas -______-

Tapi keknya untuk kali ini, gue akan bahas mengenai masa depan setelah gue lulus aja kali yak, hehe, secara kalau buat ngebahas kehidupan perkuliahan gue di Sastra Belanda, itu akan jadi panjang x lebar x tinggi = volume alias banyak alias berliter-liter alias ga akan abis-abis karena sumber mata air inspirasi hati perasaan dan pikiran gue adalah doi yang notabene selama bertahun tahun gabisa gue move on-in *oke abaikan tulisan gue diatas*. Intinya adalah, terlalu banyak hal yang akan sulit untuk dijabarkan kalau untuk ngebahas kehidupan perkuliahan gue yang over dynamic like a roller coaster game in the amusement park, wherever it is.

Jadii, gimana sih masa depan seorang alumni lulusan Sastra Belanda?


Oke, gue menulis ini berdasarkan pengalaman pribadi gue dan temen-temen gue yang uda lulus kuliah dan sepengetahuan gue yang notabene belom tentu meyakinkan kebenarannya. So far, berdasarkan yang gue tau, temen-temen gue gada yang nganggur setelah mereka lulus. Ada temen gue yang berminat di jalur akademik dan sepertinya akan meneruskan karir di bidang itu. Doi sekarang sedang melanjutkan pendidikan S2 di Belanda dengan beasiswa LPDP. Ada juga temen gue yang jadi asisten dosen, asisten peneliti, pengajar bimbel, privat dll dll. Intinya berkarir di bidang atau jalur yang berhubungan dengan akademik.

Sebagian temen gue -gak sebagian doang sih, sebagian besar malahan- lagi ada yang berkarir di berbagai bidang. Ada beberapa yang di bidang entertainment (di televisi atau radio gitu), ada juga yang di bidang jurnalistik (koran, webblog), ada yang di bidang perbankan, ada yang jadi pramugari, ada yang jadi penerjemah, ada yang kerja di kedutaan, di LSM, di perusahaan-perusahaan swasta dll dll. Gue juga lupaaa, hahahah *gainget sih lebih tepatnya* #maafkeun.

Nah sebagian lagi dari temen gue ada yang berkecimpung di dunia business. Ada yang jadi perancang, ada juga yang buka supermarket gitu, terus ada juga yang bisnis olshop atau apalah, travel dll dll. Intinya mereka sedang membangun bisnisnya masing-masing.

Nah gimana dengan gue?
Berhubung gue masih kuliah Arsitektur dan ada mata kuliah Kerja Praktek sebagai salah satu syarat kelulusan Arsitektur gue, gue pun berusaha buat ga kerja resmi gitu. Alesan yang rada klise sih sebenernya *walopun emang salah satu alesannya yaa itu*, karena alasa utamanya sih, gue rada males aja kerja yang harus menuju ke sisi utara Jakarta secara rumah gue berada di sisi selatan Jakarta yang berbatasan dengan Depok. Macet, penuh, sumpek, desek-desekan. Gue bisa tua di jalan ntar, hikz. Okay noted, bukan males ato gimana sih, tapi gue lebih memilih untuk menghindari itu selagi bisa dihindari. Tapi selama itu kepepet dan diperlukan, yaa gue bisa-bisa aja bertarung dengan segala kompleksitas jalanan yang Innalillahi cuma bisa bikin uban penduduk Jakarta dan sekitarnya makin banyak aja #hupft #menghelanafas

Balik ke gue, sebenernya gue juga random dengan ini. Noted, bukan berarti gue nganggur yaaww. Gue tetep punya kesibukan selama setelah gue lulus ini walopun gabisa dipungkiri bahwa tingkat kesampahan gue juga meningkat dengan drastis. Selain masih harus ngurusin kuliah arsitektur gue yang biar gimanapun juga tetep harus kelar, kesibukan gue itu antara lain:

Gue sempet bantu-bantu proyek di LSM tempat gue jadi volunteer. Terus gue juga ngajar-ngajar les private gitu *ngajar renang, bahasa arab, bahasa inggris dll*. Sempet ditawarin kerja jadi social auditor gitu sama senior tapi so far masih akan dipertimbangkan lagi, karena gue harus kerja praktek. Terus gue juga ada projekan-projekan lainnya kek nyelesein novel gue, terus lagi mau bikin buku *yang gue juga gatau pasti kapan kelarnya apalagi terbitnya #hikz*, terus sama jadi pembaca sekaligus konsultan skripsi temen-temen gue yang belom lulus *oke maybe it sounds weird but it's happen -_____-*. Gue juga sempet dapet projekan terjemahan sama projekan ngerancang rumah gitulah. Tapi sebenernya, projekan gue yang paling utama sih bisnis-bisnis gue yang hingga postingan ini ditulis belom ada yang berjalan dengan baik, masih tahap persiapan lalalayeyeye gitu. Intinya belom menghasilkan kucuran dana, haha *doakan yaaww biar bisnis-bisnis gue berjalan dengan baik, lancar dan sukses sehingga bisa bermanfaat dan membantu banyak orang, aamiinn*. Itu sih kesibukan-kesibukan gue akhir-akhir ini, selain gue yang juga mulai disibukkan buat persiapan Kerja Praktek. Eiya sama satu lagi, gue masih sibuk di organisasi yang gue ikutin. Kumpul ini itu lalalayeyeye rapat bla bla bla. Yeaahh, begitulah, haha. That's how seorang Member fulfill her weird life *oke abaikan grammar yang ancur ini karena ini sangat memalukan*. Penuh aktifitas tapi sebenernya nyampah-nyampahnya juga banyak, haha, bahkan mungkin lebih banyak daripada waktu produktifnya :p

Jadi intinya, pelajaran yang bisa dipetik adalah, di jurusan apapun kuliahnya, akan selalu ada space pekerjaan yang bisa diisi, asalkan lo emang niat berusaha buat kerja. Walaupun banyak yang meragukan kalau kuliah di Sastra Belanda nanti abis lulus mau jadi apa atau gadapet kerjaan atau gaditerima kerja, don't worry guijs. At least gue dan temen-temen gue jadi saksi mata kalo kita gajadi pengangguran. Pun kalo jadi pengangguran, at least masih ada kerjaan freelance bertaburan di jagat online ini. Jadi gausah takut guijs. Kuliah itu sebenrnya buat belajar, mencari ilmu, memahami hal-hal yang belum dipahami, bukan cuma buat cari nilai biar bisa diterima kerja doang. Tonton film 3 idiot biar lebih dapet pesannya, haha. Selain itu, di postingan gue yang lain, Peluang Kerja Sastra Belanda, disitu gue ngejabarin berbagai peluang kerja yang mungkin bisa dilakoni oleh para lulusan Sastra Belanda. Bisa dibaca kalo emang kepo masalah itu, hehe

Happy reading guijs. Sorry kalo postingannya panjang bin nyampah beut, hehe *efek terlalu semangat nulis* :p

Groetjes :D

You Might Also Like

2 komentar

  1. Halo Kak, aku kurang ngerti. Kakak kuliah Sastra Belanda UI atau Arsitektur sebenarnya?

    ReplyDelete
  2. Halo Nadiah :)

    Jangan bingung-bingung, hehe. Aku emang kuliah 2 kookk. Tahun 2011 aku kuliah Sastra Belanda di UI. Nah 2 tahun kemudian, tepatnya pas tahun 2013, aku juga kuliah Arsitektur di Unindra. Jadi di Sastra Belanda UI semester 5, di Arsitektur Unindra semester 1. Nah yang Sastra Belanda UI, aku udah wisuda *baca link ini http://diarydudul.blogspot.co.id/2015/09/congraduation-finallywisuda.html*, sedangkan yang Arsitektur, saat jawaban ini ditulis, aku lagi semester 6 dan persiapan mau Kerja Praktek.

    Gituu Nadiah, hehehe :D

    ReplyDelete

Best of Me